Ditolak India, AS dan Inggris, Kini TikTok Menaruh Harapan Pada Indonesia

Ditolak India, AS dan Inggris, Kini TikTok Menaruh Harapan Pada Indonesia
Gambar hanya ilustrasi

Erorinfo, Bogor - Setelah India, AS dan Inggris telah resmi memblokir TikTok dari negaranya, karena berasumsi dapat mengancam data pengguna. Hal ini pun langsung membuat TikTok menaruh harapan pada Indonesia.

Sebelumnya menteri luar negeri AS , Mike Pomoeo berpendapat bahwa orang-orang di Inggris dan Amerika harus waspada, tentang aplikasi yang berasal dari kekaisaran jahat di China. 

Mike Pompeo juga mengingatkan untuk semua negara yang sudah dan masih menggunakan TikTok , agar segera menghapusnya agar tidak berhadapan dengan Partai Komunis China. Tutur Pompeo pada DailyMail kamis, (23/07/2020) .

Ditolak India, AS dan Inggris, Kini TikTok Menaruh Harapan Pada Indonesia


TikTok menjadi salah satu aplikasi non-game, paling banyak diunduh di seluruh dunia pada kuartal pertama bulan Juni - Juli 2020 di Android, dan iOS dengan jumlah unduhan terbanyak kedua Setelah aplikasi Zoom.

"Untuk daftar jumlah unduhan terbanyak pada priode tersebut adalah India dengan 18,8 persen dan Amerika Serikat sebesar 8,7 dari total unduhan," Seperti yang dihimpun Sensor Data Tower pada (12/07/2020) . 

Dilansir dari Priori Data , bahwa India merupakan pasar terbesar TikTok. Karena di sepanjang tahun 2020 (Juli) , aplikasi besutan ByteDance ini telah mendapatkan total unduhan sebesar 99,7 Juta unduhan di iOS dan Android. 

Dengan adanya pemblokiran tersebut, di perkirakan TikTok mengalami defisit kerugian sebesar 23,4 persen, atau rugi sekitar 6,3 Miliar Dolar setara dengan 90,2 Triliun Rupiah.

Setelah pemblokiran di India, Amerika Serikat yang sudah meninjau perusahaan TikTok yaitu ByteDance sejak November tahun lalu . Akhirnya membuat kesepakatan bahwa aplikasi tersebut rawan adanya pengambilan data pengguna. Padahal di Amerika Serikat sendiri, TikTok sudah hampir di unduh lebih dari 50,1 Juta unduhan.

Dengan isu pencurian data tersebut, membuat TikTok kini tengah mengalami penurunan defisit Pengguna, hal ini dapat membuat TikTok semakin redup secara perlahan-lahan. Apalagi banyak aplikasi sejenis yang mulai diminati banyak orang.

Walaupun di beberapa negara sudah diblokir, tapi nyatanya TikTok masih merajai pasar di China dan menyumbang 63,7 dari total penghasilan sepanjang tahun 2019. 

TikTok pun sepertinya sudah menaruh harapan pada Indonesia, dengan populasi hampir 300 Juta penduduk, ada kemungkinan TikTok akan merajai pasar indonesia untuk kategori non-game, seperti tahun 2018 lalu.



(syt/amd)
Previous Post Next Post